SOE, Investigasi86 — Wakil Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Yerim Yos Fallo, dengan suara lantang mengecam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga menjadi penyebab puluhan siswa keracunan di Kota Soe, Jumat (3/10/2025).
Politisi PDI Perjuangan itu menilai program pemerintah daerah sebenarnya baik, namun dijalankan tanpa persiapan matang, terutama di dapur umum yang dikelola tenaga tidak kompeten. Menurutnya, jika hal ini dibiarkan, keracunan massal bisa berulang dengan konsekuensi yang jauh lebih fatal.
“Kalau kita tidak evaluasi secara menyeluruh dan tetap biarkan mereka yang bermasalah urus dapur untuk masak anak-anak, jangan heran. Hari ini mungkin hanya bikin tenda untuk menampung korban keracunan dan gantung infus, tapi kali berikut kita akan siapkan peti jenazah dan lubang kubur bagi ratusan anak-anak kita yang tak berdosa,” tegas Yerim saat dimintai tanggapan oleh media ini , Sabtu (4/10/2025).
Yerim menilai, pihak pengelola dapur MBG lalai dalam menjalankan tugas. Ia menyebut ada ketidaksiapan dari sisi keahlian gizi maupun tata kelola dapur yang berpotensi menimbulkan risiko serius bagi kesehatan anak.
“Program ini bagus, tapi dilaksanakan oleh mereka yang tidak punya kemampuan dan tidak memiliki hati untuk melayani,” ujarnya.
“Stop Berikan Racun Bagi Anak Kami”
Dalam pernyataan yang keras, Yerim mengingatkan para ahli gizi dan pengelola dapur agar berhenti memaksakan diri jika belum benar-benar siap. Ia menegaskan bahwa keselamatan anak-anak harus menjadi prioritas utama.”Kamu ahli gizi dan pengelola dapur, jika kalian belum siap dan baru belajar, maka stop. Jangan berikan racun bagi anak-anak kami,” katanya.
Ia juga meminta pemerintah daerah segera melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari proses pengadaan bahan makanan, standar pengolahan, hingga pengawasan di lapangan. Menurutnya, tanpa langkah konkret, program yang dimaksudkan untuk meningkatkan gizi justru akan berubah menjadi ancaman bagi generasi muda.
Evaluasi dan Tanggung Jawab
Kasus keracunan massal yang menimpa belasan siswa di Soe telah memicu keresahan orang tua dan masyarakat. DPRD TTS mendesak agar Bupati, Dinas Pendidikan, serta pihak terkait tidak sekadar melihat kejadian ini hal sepele , tetapi bertanggung jawab penuh dengan perbaikan nyata.”Ini bukan sekadar soal proyek atau program, ini soal nyawa. Jangan tunggu ada korban jiwa baru kita sibuk panik,” tandas Yerim.
Hingga kini, sejumlah orang tua siswa korban keracunan masih dalam kondisi terauma . Pemerintah daerah diminta segera melakukan investigasi mendalam untuk memastikan penyebab pasti keracunan serta menetapkan langkah pencegahan ke depan.