SOE, INVESTIGASI86.COM– Kepala Dinas Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Drs. Kristian Tlonaen, memilih bungkam soal raibnya 24 karung beras bantuan pangan nasional di Desa Salbait, Kecamatan Mollo Barat.
Sejumlah wartawan mencoba meminta klarifikasi pada Kamis (2/10/2025) di kantor BPMPD TTS, namun sang kadis tidak tampak di tempat. Saat dihubungi lewat telepon dan pesan WhatsApp, juga tak digubris. Padahal status akun terlihat aktif, centang dua biru.
Diamnya kadis ini bikin publik bertanya-tanya. Sebab, bantuan beras yang dititipkan di kantor desa itu diduga kuat ikut dilibatkan oleh oknum perangkat desa sendiri, mulai dari Sekretaris Desa (Sekdes) hingga Kaur.
Ketua Forum Pemerhati Demokrasi Timor (FPDT), Dony Tanoen, SE, angkat bicara keras soal sikap pejabat BPMPD.
“Kalau Kadis diam saja, ini seperti tutup mata. Hilangnya beras bukan hal kecil, apalagi 24 karung. Itu bantuan untuk masyarakat kecil. Terjadi di kantor desa, jelas ada tanggung jawab perangkat desa. Kadis harus panggil, periksa, dan evaluasi oknum-oknum yang diduga terlibat, bukan malah bungkam,” kata Dony.
Menurutnya, alasan bahwa urusan bantuan itu ranah Bulog atau TKSK bukan pembelaan yang tepat.
“Jangan buang badan. Kalau beras sampai hilang di kantor desa, itu tanda ada masalah di internal pemerintahan desa. Kadis BPMPD jangan cuci tangan,” tegasnya.
FPDT mendesak BPMPD TTS segera buka suara dan ambil langkah nyata.
“Jangan tunggu masyarakat hilang kepercayaan. Transparansi dan tanggung jawab itu penting. Kalau tidak, publik bisa menilai pejabat hanya tahu diam saat masalah muncul,” pungkas Dony.
Sampai berita ini diturunkan, Kadis BPMPD TTS belum memberikan keterangan resmi. Publik pun kini menunggu: apakah BPMPD akan bertindak tegas, atau tetap memilih diam seribu bahasa.